Pages

Diberdayakan oleh Blogger.

Minggu, 11 Januari 2015

TUGAS Q ;-)

TUGAS KU
MEMBUAT ESSAY


Akhlak Perjalanan

  1. Pengertian
Perjalanan dalam bahasa Arab disebut dengan kata “rihlah atau safar”. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, perjalanan diartikan “ perihal (cara, gerak, dsb) berjalan atau bepergian dari suatu tempat menuju tempat yang lain untuk suatu tujuan”. Secara istilah, perjalanan sebagai aktivitas seseorang untuk keluar ataupun meninggalkan rumah dengan berjalan kaki ataupun menggunakan sarana transportasi yang mengantarkan sampai pada tempat tujuan dengan maksud ataupun tujuan tertentu.
Dengan demikian rumah tinggal merupakan start awal dari semua jenis perjalanan yang dilakukan setiap orang, sedangkan finisnya berada pada tempat yang menjadi tujuan dari setiap perjalanan. Namun demikian setelah seorang sampai pada tempat tujuan dan telah menemukan ataupun mendapatkan sesuatu yang dicari, maka pada suatu saat mereka akan kembali kerumah. Perjalanan yang demikian ini kemudian dikenal dengan nama pulang pergi (PP).
Perjalanan pulang pergi secara berkesinambungan menunjukkan adanya mobilisasi yang tinggi dan menjadi ciri masyarakat modern. Apabila pada suatu kampung, sebagian besar masyarakatnya melakukan perjalanan pulang pergi pada setiap harinya, maka hal tersebut menunjukkan adanya mobilisasi masyarakat dan menjadi pertanda kemajuan dari kesejahteraan masyarakat.
Pada masyarakat modern, perjalanan (safar) menjadi bagian mobilisasi kehidupan, artinya semakin maju kehidupan seseorang maka akan semakin sering seseorang melakukan perjalanan untuk berbagai tujuan. Pada masa Rasulullah, perjalanan untuk berbagai keperluan (terutama berdagang) telah menjadi tradisi masyarakat Arab. Pada musim tertentu masyarakat Arab melakukan perjalanan ke berbagai teempat untuk berbagai keperluan. Hal tersebut diabadikan oleh Allah dalam Al-qur’an surat Al-Quraisy. Karena itu tidak heran jika Islam satu-satunya agama yang mengatur kegiatan manusia dalam melakukan perjalanan, mulai dari masa persiapan perjalanan, ketika masih berada dirumah, selanjutnya pada saat dalam perjalanan dan ketika sudah kembali pulang dari suatu perjalanan. (Roli A. Rahman dan M. Khamzah, 2008:37)
  1. Bentuk Akhlak Perjalanan
Islam mengajarkan agar setiap perjalanan yang dilakukan bertujuan untuk mencpai ridho Allah. Diantara jenis perjalanan (safar) yang dianjurkan dalam Islam yaitu pergi haji, umrah, menyambung silaturrahmi, menuntut ilmu, berdakwah, berperang dijalan Allah, mencari karunia Allah dan lain-lain. Perjalanan (safar) juga berfungsi untuk menyehatkan dan merefresing kondisi jasmani dan rohani dari kelelahan dan kepenatan dalam menjalani suatu aktivitas. Sebagai pedoman Islam, mengajarkan adab dalam melakukan perjalanan yaitu :
a.       Bermusyawarah dan shalat Istikharah
b.      Mengembalikan hak dan amanat kepada pemiliknya
c.       Membawa 6 benda : gunting, siwak, tempat celak, tempat air minum, cebok dan wudhu. Hal tersebut disunnahkan Rasulullah
d.      Menyertakan Istri ataupun anggota keluarga
e.       Wanita menyertakan teman atau muhrimnya
f.       Memiliki kawan pendamping yang shalih dan shalihah
g.      Mengangkat pemimpin atau ketua rombongan
h.      Mohon pamitan pada keluarga dan handai taolan serta mohon do’a
  1. Nilai positif Akhlak Perjalanan
Keuntungan melakukan perjalanan diantaranya yaitu:
  1. Safar dapat menghibur diri dari kesedihan
  2. Safar menjadi sarana bagi sesorang untuk memperoleh tambahan pengalaman
  3. Safar dapat mengantarkan seseorang untuk memperoleh pengalaman dan ilmu pengetahuan
  4. Dengan Safar maka seseorang akan lebih banyak mengenal adat kesopanan yang berkembang pada suatu komunitas masyarakat.
  5. Perjalanan akan dapat menambah wawasan dan bahkan kawan yang baik dan mulia.(Roli A. Rahman, dan M. Khamzah, 2008: 39)
http://kang93.blogspot.com

TUGAS Q ;-)

TUGAS KU
REVIEW FILM

  • Judul Film      : 5cm
  • Sutradara       : Rizal Mantovani
  • Produser        : Sunil Soraya
  • Genre              : Drama
  • Pemeran         : Herjunot Ali berperan Zafran
Raline Shah berperan sebagai Riani
Fedi Nuril berperan sebagai Genta
Igor Saykoji berperan sebagai Ian
Denny Sumargo berperan sebagai Arial
Pevita Pearce berperan sebagai Dinda
·         Tanggal Rilis  : 12 Desember 2012
·         Bahasa            : Indonesia
·         Diangkat dari Novel National Bestseller ‘5cm’ karya Donny Dhirgantoro
Kelima remaja yang telah menjalin persahabatan yang cukup lama, akhirnya pada suatu hari mereka berlima merasa “jenuh” dengan relationship ini, dan akhirnya mereka memutuskan berpisah untuk sementara dan berjanji tidak saling berhubungan dan berkomunikasi satu dengan yang lainnya selama 3 bulan.
Namun setelah 3 bulan berpisah, banyak kerinduan yang mereka rasakan. Dalam perpisahan singkat itu, mereka menemukan “sesuatu” yang merubah mereka untuk menjalani hidup lebih baik. Akhirnya mereka putuskan kembali untuk bertemu dan merayakan kembali pertemuan mereka dengan mendaki puncak tertinggi di Pulau Jawa yaitu Gunung Semeru.
Perjalanan mereka ke puncak Semeru untuk mengibarkan bendera Merah Putih di puncak tersebut tepat pada tanggal 17 Agustus. Sebuah perjalanan yang membuat kelima pemuda ini semakin mencintai Indonesia. Banyak aral melintang dalam perjalanan mereka menuju puncak.
Taruh puncak itu di depan kita, dan jangan lepaskan !
Yang kita perlukan adalah kaki yang berjalan lebih jauh, dan tangan yang berbuat lebih banyak
Leher yang akan lebih sering melihat ke atas
Mata yang akan menatap lebih lama dari biasanya
Lapisan tekad yang seribu kali lebih keras dari baja
Hati yang akan bekerja lebih keras
Serta mulut yang akan selalu berdoa

Dan setiap kali impian dan cita-cita muncul, letakkan di depan kening kita,
Jangan menempel, biarkan menggantung 5 cm di depan kening,
Supaya tidak terlepas dari mata kita
Dan yang bisa dilakukan seorang manusia terhadap mimpi dan keyakinannya adalah
Ia hanya tinggal mempercayainya. 
Rujukan
ropiqtkjsatu.wordpress.com/2014/10/23/8/


Rabu, 07 Januari 2015

TUGAS Q ;-)



TUGAS KU
REVIEW BUKU

“Ayat-ayat cinta” Novel Islami karya Habiburrahman El-Shirazy

 

Ayat-ayat cinta adalah sebuah novel 411 halaman sebuah novel fenomenal yang sudah dilayarkacakan pada tahun 2004 dan filmnya akan diputar diseluruh Indonesia pada tanggal 19 Desember tahun ini. Ditulis oleh seorang novelis muda Indonesia kelahiran 30 September 1976 yang bernama Habiburrahman El-Shirazy.Ayat-ayat cinta adalah sebuah novel 411 halaman sebuah novel fenomenal yang sudah dilayarkacakan pada tahun 2004 dan filmnya akan diputar diseluruh Indonesia pada tanggal 19 Desember tahun ini. Ditulis oleh seorang novelis muda Indonesia kelahiran 30 September 1976 yang bernama Habiburrahman El-Shirazy. PERAIH PENGHARGAAN THE MOST FAVORITE BOOK 2OO5 ” Berbeda selisih 4 suara dengan Harry Potter, akhirnya Ayat-Ayat Cinta terpilih menjadi The Most Favorite Book…”. Ia adalah seorang sarjana lulusan Al Azhar University Cairo-Mesir. Founder dan Pengasuh Utama Pesantren Karya dan Wirausaha BASMALAH INDONESIA, yang berkedudukan di Semarang, Jawa Tengah dikenal secara nasional sebagai dai, novelis dan penyair Beberapa penghargaan bergengsi berhasil diraihnya, antara lain, Pena Award 2005, The Most Favorite Book and Writer 2005 dan IBF Award 2006. dan sekarang sudah kembali untuk tanah air Indonseia tercinta.

Sepintas lalu, novel ini seperti novel-novel Islami kebanyakan yang mencoba menebarkan dakwah melalui sebuah karya seni, namun setelah ditelaah lebih lanjut ternyata novel ini merupakan gabungan dari novel Islami, budaya dan juga novel cinta yang banyak disukai anak muda. Dengan kata lain, novel ini merupakan sarana yang tepat sebagai media penyaluran dakwah kepada siapa saja yang ingin mengetahui lebih banyak tentang Islam, khususnya buat para kawula muda yang kelak akan menjadi penerus bangsa.

Sinopsis novel Ayat-Ayat Cinta


          Novel ini bercerita tentang perjalanan cinta dua anak manusia yang berbeda latar belakang budaya; yang satu adalah mahasiswa Indonesia yang sedang studi Universitas Al-Azhar Mesir, dan yang satunya lagi adalah mahasiswi asal Jerman yang kebetulan juga sedang melaksanakan studi di Mesir. Kisah percintaan ini berawal ketika mereka secara tak sengaja bertemu dalam sebuah perdebatan sengit dalam sebuah metro (sejenis trem).

Pada waktu itu, si pemuda yang bernama lengkap Fahri bin Abdullah Shiddiq, sedang dalam perjalanan menuju Masjid Abu Bakar Ash-Shiddiq yang terletak di Shubra El-Kaima, ujung utara kota Cairo, untuk talaqqi (belajar secara face to face pada seorang syaikh) pada Syaikh Utsman Abdul Fattah, seorang Syaikh yang cukup tersohor di seantero Mesir.

kepadanya Fahri belajar tentang qiraah Sab’ah (membaca Al-Qur’an dengan riwayat tujuh imam) dan ushul tafsir (ilmu tafsir paling pokok). Hal ini sudah biasa dilakukannya setiap dua kali seminggu, setiap hari Ahad/Minggu dan Rabu. Dia sama sekali tidak pernah melewatkannya walau suhu udara panas menyengat dan badai debu sekalipun. Karena baginya itu merupakan suatu kewajiban karena tidak semua orang bisa belajar pada Syaikh Utsman yang sangat selektif dalam memilih murid dan dia termasuk salah seorang yang beruntung.

Di dalam metro, Fahri tidak mendapatkan tempat untuk duduk, mau tidak mau dia harus berdiri sambil menunggu ada kursi yang kosong. Kemudian ia berkenalan dengan seorang pemuda mesir bernama Ashraf yang juga seorang Muslim. Mereka bercerita tentang banyak hal, termasuk tentang kebencian Ashraf kepada Amerika. Tak berapa lama kemudian, ada tiga orang bule yang berkewarganegaraan Amerika (dua perempuan dan satu laki-laki) naik ke dalam metro. Satu di antara dua perempuan itu adalah seorang nenek yang kelihatannya sudah sangat lelah.

Biasanya orang Mesir akan memberikan tempat duduknya apabila ada wanita yang tidak mendapatkan tempat duduk, namun kali ini tidak. Mungkin karena kebencian mereka yang teramat sangat kepada Amerika. Sampai pada suatu saat, ketika si nenek hendak duduk menggelosor di lantai, ada seorang perempuan bercadar putih bersih yang sebelumnya dipersilahkan Fahri untuk duduk di bangku kosong yang sebenarnya bisa didudukinya, memberikan kursinya untuk nenek tersebut dan meminta maaf atas perlakuan orang-orang Mesir lainnya. Disinilah awal perdebatan itu terjadi.

Orang-orang Mesir yang kebetulan mengerti bahasa Inggris merasa tersinggung dengan ucapan si gadis bercadar. Mereka mengeluarkan berbagai umpatan dan makian kepada sang gadis dan ia pun hanya bisa menangis. Kemudian Fahri berusaha untuk meredakan perdebatan itu dengan menyuruh mereka membaca shalawat Nabi karena biasannya dengan shalawat Nabi, orang Mesir akan luluh kemarahannya dan ternyata berhasil. Lalu ia mencoba menjelaskan pada mereka bahwa yang dilakukan perempuan bercadar itu benar dan umpatan-umpatan itu tidak layak untuk dilontarkan. Namun apa yang terjadi, orang-orang Mesir itu kembali marah dan meminta Fahri untuk tidak ikut campur dan jangan sok alim karena juz Amma saja belum tentu ia hafal.

Kemudian emosi mereka mereda ketika Ashraf yang juga ikut memaki perempuan bercadar itu, mengatakan bahwa Fahri adalah mahasiswa Al-Azhar dan hafal Al-Qur’an dan juga murid dari Syaikh Utsman yang terkenal itu. Lantas orang-orang Mesir itu meminta maaf pada fahri. Fahri kemudian menjelaskan bahwasanya mereka tidak seharusnya bertindak seperti itu karena ajaran Baginda Nabi tidak seperti itu. Lalu ia pun menjelaskan bagaimana seharusnya bersikap kepada tamu apalagi orang asing sesuai dengan yang diajarkan oleh Rasulullah SAW. Mereka pun mengucapkan terima kasih pada fahri karena sudah megingatkan mereka. Sementara itu, si bule perempuan muda, Alicia, sedang mendengarkan penjelasan tentang apa yang terjadi dari si perempuan bercadar dengan bahasa Inggris yang fasih. Kemudian Alicia berterima kasih dan menyerahkan kartu namanya pada Fahri. Tak berapa lama kemudian metro berhenti dan perempuan bercadar itupun bersiap untuk turun. Sebelum turun ia mengucapkan terima kasih pada Fahri karena sudah menolongnya tadi. Akhirnya mereka pun berkenalan. Dan ternyata si gadis itu bukanlah orang Mesir melainkan gadis asal Jerman yang sedang studi di Mesir. Ia bernama Aisha.


Referensi / Rujukkan
Mhd Darwinsyah Purba, S.Sos

TUGAS Q ;-)



TUGAS KU
MEMBUAT TULISAN BEBAS 
Wawancara dengan pelaku usaha.

Nama pemilik usaha Loster     : Bpk. Purwanto
Tanggal wawancara                :  2 Januari 2012
Tempat                                   : Bantulan, Sidoarum, Godean Sleman Yogyakarta

            Saya mewawancarai pengusaha Loster yang berada di Bantulan, Sidoarum, Godean Sleman Yogyakarta.
            Sejarah berdirinya usaha Loster ini adalah sebenarnya sudah sejak lama saya berangan, kapan bisa berdiri sendiri, karena saya pun dulu hanya sebagai tenaga pembuat Loster juga, ujar Pak Purwanto pemilik usaha Loster ini. Tak lupa juga usaha ini bisa berdiri berkat bantuan orang-orang terdekat saya, yang selalu memberi motivasi agar mempunyai usaha sendiri, tidak ikud orang lain.
            Berawal dari mimpi Pak Purwanto tersebut mencoba membuka usaha membuat batako, dengan alasan modal yang tidak terlalu besar dan pemasaran mudah, karena dari awalpun yang jadi masalah beliau adalah modal dan pemasaran. Dengan modal pas-pasan beliau mencoba menyewa tanah untuk usaha, berjalan beberapa minggu, setelah beliau jalani, usaha batako kurang menguntungkan bagi beliau , karena sejujurnya hasil batakonya kalah kualitas dengan lainya. Tidak tau mengapa padahal saya sudah mensurvei bagaimana campuran pasir semenya, caranya dsb ujar beliau.
            Walaupun demikian beliau tetap menjalaninya, tanpa putus asa, kegagalan adalah kunci kesuksesan ujar beliau. Beliau tanpa lelah menawarkan kerja sama dengan pengusaha Loster, agar supaya beliau bisa ikut membantu produksinya dan nanti hasilnya saya akan kirim kesana, dengan kata lain bagi keuntungan, dan dari sinilah Usaha Loster ini mulai berjalan walau pertamanya, hanya seorang diri, tetapi kami buktikan bahwa kami bisa “ ujar beliau’’.
            Masalah problem kata beliau, banyak banget masalah yang pernah ada, karena disini kami bersama-sama kerja sama, dari awalnya hanya saya seorang diri, sampai sekarang semua bisa dan mau ikut andil dalam usaha ini, yang jelas modal, karena saya dan karyawan saya melanjutkan usaha loster, dari modal usaha batako yang bisa dikatakan kurang berhasil, tetapi dengan keadaan apa adanya justru membuat saya dan karyawan saya tambah terpacu “ ujar Bp Purwanto’’. Bagaimana bisa maju, alat juga tidak lepas dari masalah, karena semua alat yang kami pakai harus kita sediakan. Walau tidak sempurna yang seharusnya, karena bagi kami itu kebutuhan mutlak. Pekerja/ tenaga juga jadi kendala, memang sudah jadi hal yang wajar kurang tenaga saat di butuhkan produksi yang banyak. Kadang juga pemasaran yang susah karena, begitu banyak yang membuka usaha loster, karena kami di sini belum semua bisa, kualitas jadi pokok masalah, produksi kami awalnya banyak di cacat, tetapi Alhamdulillah sekarang sudah berani bersaing dengan yang lain Ujar Bp Purwanto.
            Dari awal hanya saya sendiri, tetapi saya yakin sesuatu itu apalagi usaha harus berani berkorban, walaupun sendiri tetap saya jalani, hingga teman-teman akhirnya sadar dan mau ikud membantu, soal modal jujur saya pernah pinjem sama teman-teman terdekat tanpa sepengetahuan yang lain, tetapi semua ini tidak lain agar supaya saya tetap bisa menjalankan usaha ini. Karena  dalam hukum perdagangan harus berjalan terus kata beliau. Alat-alat pun saya meminjam punya teman yang tidak di pakai, ada yang beli juga walau bayarnya nyicil. Tetapi Alhamdulillah sekarang sudah punya sendiri walau belum lengkap. Soal tenaga, kami selalu memberi motivasi kepada teman-teman bahwa kita bisa mandiri, kadang juga angan-angan kami ceritakan agar semua bisa tergugah semangatnya, saya pun memberi upah sama seperti umumya dengan tujuan agar tidak ada kecemburuan satu dengan yang lainya ujar Bpk Purwanto. Pemasaran masih kita kembangkan, supaya kami tidak terpaku dengan satu pengusaha loster saja. Ujar Bp Purwanto. Kata beliau kualitas ya artinya setiap pekerja saya pantau, dan hasil yang kurang memuaskan saya perlihatkan kepada tenaga agar bisa di benahinya. Bagi saya teguran dari konsumen bisa membangun saya dalam memroduksi untuk yang lebih baik kata Bp Purwanto.
            Nilai-nilai yang saya dapatkan dalam berwirausaha banyak, di antaranya, semua harus ada pengorbanan karena pengorbanan tidak akan berujung sia-sia. Segala sesuatu harus kita awali dari diri sendiri. Jangan takut salah / gagal karena itu semua awal dari keberuntungan / keberasilan. Dalam segala tingkah kita pasti ada resiko, dan kita harus berani menanggungnya. Kesabaran adalah segalanya, harus bisa mengontrol emosi, dan yang paling pokok adalah pantang menyerah, karena sesuatunya tergantung seberapa susahnya. Kata Bp Purwanto.

            Saat ini ada 2 tempat tempat usaha saya. Yang bekerja ada 7 orang pendapatan perbulan rata-rata kurang lebih 8.000.000. Pengiriman barang, saat ini masih sekitar jogja. Kata beliau.

Impian saya mau usaha apa?
            Saya beringinan berwirausaha Restoran, karana sejak dulu q pengen mempunyai usaha tersebut. Meskipun Cuma dari kecil-kecilan bukaknya semoga saja besok bisa mempunyai restoran yang banyak, sukses, mempunyai karyawan banyak. Selain itu juga karena saya ingin mengembangkan kemapuan saya di bidang boga. Saya ingin membuka restoran karena kayaknya enak dan enjoy saja ketika sudah terjun untuk memasak.
            Masak membikin saya happy karena di situ kita berkreasi membuat makan yang belum penah kita buat. Di sisi lain juga saya bisa membuat resep baru, agar orang lain juga bisa menbuat mresep yang saya ciptakan, amal jariyah kan ilmunya. Saya juga beringinan membuka toko atau berjualan karena ingin meneruskan usaha orang tua saya. Dalam membangun usaha perlu di upayakan motivasi yang kuat dalam untuk mencapai keinginan tersebut.
            Semoga impian saya tersebut bisa tercapai, tidak lupa juga atas dorongan atau pun bersifat motifasi perlu saya dapat kan agar saya termotivasi lagi dalam mendirikan usaha tersebut. Mempunyai toko adalah impian saya sejak kecil, karena saya sering membantu orang tua saya berdagang di rumah dan di pasar. Maka dari itu saya beringinan mempunyai toko sendiri, untung-untung mendapat pengalaman dalam bidang berwirausaha.