Pages

Diberdayakan oleh Blogger.

Kamis, 27 November 2014

ciri-ciri kompetensi kepribadian guru yang disenagi siswa


Adapun bentuk-bentuk kompetensi kepribadian konselor yang diharapkan oleh siswa adalah
1.    Konselor yang  tidak arogan/sombong
2.    Sabar dan toleransi
3.    Bisa menciptakan suasana yang menyenangkan
4.    Enak diajak curhat
5.    Murah senyum dan ramah
6.    Adil dan bijaksana
7.    Profesional dalam mengampu sesuai dengan bidang keahlianya
8.    Dapat mengelola kelas dengan baik
9.    Disiplin
10. Bisa menjadi tauladan yg baik bagi siswa sebagai peserta didik
11. Bisa memahami siswa
12. Mampu memberi motivasi dan nasehat
13. Berpenampilan menarik
14. Mengikuti perkembangan zaman[1]
Lebih lanjut dijelaskan bahwa bentuk-bentuk kompetensi kepribadian konselor yang diharapkan oleh siswa adalah
1.  Konselor yang  tidak arogan/sombong
Konselor di sekolah diberi kebebasan melakukan pelayanan bimbingan konseling sesuai dengan teknik dan metode bimbingan konseling tanpa harus arogan. Tentunya siswa sangat memiliki ekspektasi terhadap konselor untukyang tidak sombong dan membanggakan diri, apalagi membanggakan kelebihan anak kandungnya dirumah.
2.  Sabar dan toleransi
                Konselor mesti memberikan kesabaran, toleransi untuk membimbing siswa. Siswa yang datang menemui konselor bukan berarti siswa itu bodoh, cengeng, dan lemah tetapi siswa menyadari bahwasanya siswa membutuhkan orang untuk menoptimalkan potensi yang mereka miliki. Siswa sebagai manusia yang punya rasa ingin dihargai.
3. Bisa menciptakan suasana yang menyenangkan
                Siswa sangat senang jika konselor mampu menciptakan suasana bimbingan konseling yang menyenangkan sehingga membuat siswa tidak bosan dan siswa mengikuti layanan konseling dengan hati yang ikhlas dan sungguh-sungguh. Hal ini dapat menunjang keberhasilan pembelajaran, pengajaran dan pendidikan di sekolah.
4. Enak diajak curhat
Bahwa setiap siswa itu pasti punya masalah, bisa jadi masalah yang tersebut mengganggu kegiatan belajar maupun yang tidak. Tapi kebanyakan masalah itu bisa menggangu kegiatan belajar siswa, jadi tidak konsentrasi karena sedang ada masalah. Maka siswa menginginkan ada tempat mengadu atau tempat bercerita disekolah salah satunya konselor. Pentingnya seorang konselor bisa dekat dengan siswa, siswa akan senantiasa menceritakan masalahnya dan konselor tersebut diharapkan bisa memberi solusi untuk meringankan beban masalah siswa tersebut, dengan ini diharapkan kegiatan belajar akan kembali normal. Perlu diperhatikan juga, curhat disini bukan berarti bimbingan konseling tempat curhat semata.
1.  Murah senyum dan ramah
            Senyum adalah salah satu kriteria yang didambakan siswa terhadap konselor. Misalnya konselor sedang bejalan dimanapun saat ketemu dan siswanya menyapa kalau guru itu tidak senyum pasti siswa akan jadi jengkel. Sedangakan dengan senyum dan saling menyapa akan menambah keakraban antara keduanya siswapun akan lebih senang terhadap bimbingan konseling walaupun jam masuk lokal konselor sedikit.
2.  Adil dan bijaksana
Setiap siswa itu mempunyai kemampuan yang berbeda-beda. Kadang perhatian konselor hanya berpusat pada siswa yang pandai.  Padahal siswa yang kurang pandai itu juga butuh perhatian, atau sebaliknya konselor lebih memperhatikan siswa yang kurang pandai atau siswa yang mengalami tingkat permasalahan lebih tinggi. Pada situasi seperti ini sebetulnya sangat banyak siswa yang hatinya merintih ingin sekali mendapat perhatian yang adil dan bijak dari konselor.
3.  Profesional dalam mengampu sesuai dengan bidang keahlianya
                Siswa yang mempunyai taraf kebosanan dalam belajar di sekolah, maka siswa sangat menginginkan guru yang masuk kedalam kelas mereka berbeda. Misalnya jam pertama dan kedua mereka belajar sosiologi, jam ketiga dan keempat pastinya siswa senang lagi wajah baru yang masuk ke ruangan kelas mereka. Namun karena guru mata pelajaran sosiologi yang masuk jam pertama dan kedua juga menjabat sebagai konselor maka haru masuk lagi ke kelas tersebut jam berikutnya. Jadi dalam satu hari itu siswa berhadapan di kelas dengan guru yang sama dua kali, hal ini akan membuat jenuh dan bosan pada diri siswa. Maka konselor harusnya bekerja sesuai dengan apa yang dia peroleh dan dia tekuni dalam pendidikannya. Tidak berupaya hanya sekedar mendapatkan pekerjaan tetapi juga berupaya memberikan apa yang dimilikinya yang tentunya sesuai dengan bidangnya.
4.  Dapat mengelola kelas dengan baik
Siswa menginginkan konselor mesti mampu menciptakan suasana pelayanan yang aktif dan menyenangkan sehingga siswa-siswa betah mengikuti layanan bimbingan konseling di dalam kelas atau di luar kelas. Pelayanan yang menyenangkan bukan semata-mata pelayanan yang mengharuskan siswa untuk tertawa terbahak-bahak, melainkan sebuah pembelajaran yang di dalamnya terdapat kohesi yang kuat antara konselor dan siswa. yang ada hanyalah jalinan komunikasi yang saling mendukung.
5.  Disiplin
Konselor diharapkan siswa harus memberikan contoh yang baik dengan kedisiplinan seperti: datang tepat pada waktunya. Apabila dalam kegiatan pelayanan bimbingan konseling konselor tidak dapat hadir, hendaknya guru konselor menginformasikan misal dengan menulis surat untuk kepala sekolah serta mengutus salah satu konselor yang lain untuk memberikan tugas atau kegiatan kepada siswa,  Karena kedisiplinan awal dari kesuksesan dan disiplin pula yang harus ditanamkan pada diri siswa.
6.      Bisa menjadi tauladan yg baik bagi siswa sebagai peserta didik
Konselor akan mendidik dan membentuk kerpibadian siswa, maka konselor diharapkan siswa mampu menjadi teladan bagi mereka. Siswa akan melihat, mencontoh dan mempratekkan apa yang disampaikan dan dilakukan oleh konselor mereka.
7.      Bisa memahami siswa
”Hubungan antara konselor dan murid dapat dijalin dengan pendekatan didaktik metodik yang bernuansa “pedagogis”. Artinya, interaksi antara guru dan murid tidak dijalin dengan komunikasi yang “kaku” seperti “orang yang serba tahu” dengan “anak yang serba tidak tahu”.[2] Dengan demikian, sensitivitas konselor lebih mengarah kepada upaya untuk memberikan pelayanan secara prima kepada siswa. Pelayanan semacam ini akan terwujud manakala konselor benar-benar dapat memerankan diri sebagai fasilitator, bukan sebagai orang yang menceramahi siswa.
8.  Mampu memberi motivasi dan nasehat
                 Konselor ialah pendidik yang dalam kesehariannya bergaul dan beraktivitas memotivasi, mengarahkan serta membimbing kemajuan siswa sebagai peserta didiknya. Itulah sebabnya, tanpa konselor yang profesional niscaya kualitas pendidikan kurang dapat dicapai. Konselor harus mampu memberikan inspirasi yang ideal terhadap siswa.
9.      Berpenampilan menarik
               Intensitas pertemuan antara konselor dan siswa di sekolah berlangsung hampir setiap hari, baik pada jam pelayanan ataupun diluar jam pelayanan bimbingan konseling. Konselor adalah teladan/contoh bagi siswa-siswi di sekolah, baik tingkah laku maupun gaya berpenampilan secara tidak langsung akan di contoh oleh siswanya. Oleh sebab itu, konselor diharapkan dapat berpenampilan menarik dan rapi. Selain mencontohkan kepada siswa supaya berpakaian rapi, juga memberikan kesan berwibawa.
10.  Mengikuti perkembangan zaman
             Seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, konselor diharapkan dapat selalu mengikuti perkembangan yang ada. Jadi konselor dapat menginformasikan pada siswa apa-apa saja yang terjadi, sehingga siswa dapat mengikuti perkembangan zaman.


[2] Ibid., hal. 4 
 
 http://bundamunadiya.blogspot.com/2012/11/ciri-ciri-kompetensi-kepribadian-guru.html



GURU PROFESIONAL


4 Kompetensi Guru Profesional

        http://www.informasi-pendidikan.com/2013/07/4-kompetensi-guru-profesional.html

Kompetensi Guru Profesional - Guru adalah salah satu unsur penting yang harus ada sesudah siswa. Apabila seorang guru tidak punya sikap profesional maka murid yang di didik akan sulit untuk tumbuh dan berkembang dengan baik. Hal ini karena guru adalah salah satu tumpuan bagi negara dalam hal pendidikan. Dengan adanya guru yang profesional dan berkualitas maka akan mampu mencetak anak bangsa yang berkualitas pula. Kunci yang harus dimiliki oleh setiap pengajar adalah kompetensi. Kompetensi adalah seperangkat ilmu serta ketrampilan mengajar guru di dalam menjalankan tugas profesionalnya sebagai seorang guru sehingga tujuan dari pendidikan bisa dicapai dengan baik.

Sementara itu, standard kompetensi yang tertuang ada dalam peraturan Menteri Pendidikan Nasional mengenai standar kualifikasi akademik serta kompetensi guru dimana peraturan tersebut menyebutkan bahwa guru profesional harus memiliki 4 kompetensi guru profesional yaitu kompetensi pedagogik dan kompetensi kepribadian, profesional serta kompetensi sosial.
Dari 4 kompetensi guru profesional tersebut harus dimiliki oleh seorang guru melalui pendidikan profesi selama satu tahun.

Berikut ini adalah penjelasannya 4 kompetensi guru profesional:

1. Kompetensi Pedagogik

Kompetensi ini menyangkut kemampuan seorang guru dalam memahami karakteristik atau kemampuan yang dimiliki oleh murid melalui berbagai cara. Cara yang utama yaitu dengan memahami murid melalui perkembangan kognitif murid, merancang pembelajaran dan pelaksanaan pembelajaran serta evaluasi hasil belajar sekaligus pengembangan murid.

2. Kompetensi Kepribadian

Kompetensi kepribadian ini adalah salah satu kemampuan personal yang harus dimiliki oleh guru profesional dengan cara mencerminkan kepribadian yang baik pada diri sendiri, bersikap bijaksana serta arif, bersikap dewasa dan berwibawa serta mempunyai akhlak mulia untuk menjadi sauri teladan yang baik.

3. Kompetensi Profesional

Kompetensi profesional adalah salah satu unsur yang harus dimiliki oleh guru yaitu dengan cara menguasai materi pembelajaran secara luas dan mendalam.

4. Kompetensi Sosial

Kompetensi sosial adalah salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang pendidik melalui cara yang baik dalam berkomunikasi dengan murid dan seluruh tenaga kependidikan atau juga dengan orang tua/wali peserta didik dan masyarakat sekitar.

Jumat, 07 November 2014

Tugas dan Tanggung jawab Guru Pendidikan Agama Islam

1. Tugas guru
Guru merupakan jabatan atau profesi yang memerlukan keahlian. Sebab orang yang pandai berbicara dalam bidang-bidang tertentu, belum dapat disebut sebagai guru. Untuk menjadi guru diperlukan syarat-syarat khusus, apalagi sebagai guru yang profesional yang harus mengusai betul seluk-beluk pendidikan dan pengajaran dengan berbagai ilmu pengetahuan lainnya yang perlu dibina dan dikembangkan melalui pendidikan tertentu atau pendidikan prajabatan.
Oleh sebab itu guru adalah figur seorang pemimpin. Ia adalah sosok arsitektur yang dapat membentuk jiwa dan watak anak didik. Guru mempunyai kekuasaan untuk membentuk dan membangun kepribadian anak didik menjadi seorang yang berguna bagi agama, nusa dan bangsa.
Maka jika kita bicara tugas guru, sesungguhnya ia mempunyai tugas yang banyak, baik yang terikat oleh dinas maupun di luar dinas, dalam bentuk pengabdian. Namun demikian juga dikelompokkan maka guru memiliki tiga jenis tugas, yaitu : (1) tugas guru dalam bidang profesi  (b) tugas kemanusiaan (3) tugas dalam bidang kemasyarakatan.[1]
Pertama, guru merupakan profesi/jabatan atau pekerjaan yang memerlukan keahlian khusus sebagai guru. Dan hal ini tidak semua orang dapat melakukannya. Dalam konteks ini tugas guru meliputi mendidik, mengajar, dan melatih.[2] Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup. Mengajar berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Atau tugas guru sebagai pendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup kepada anak didik. Sedangkan tugas guru sebagai pengajar berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi kepada anak anak didik. Sedangkan melatih berarti mengembangkan keterampilan-keterampilan pada siswa. Atau dengan kata lain tugas guru sebagai pelatih berarti mengembangkan keterampilan dan menerapkannya dalam kehidupan demi masa depan anak didik.[3] Sehingga secara makro tugas guru adalah menyiapkan manusia susila yang cakap yang dapat diharapkan membangun dirinya dan membangun bangsa dan negara.
Kedua, tugas guru dalam bidang kemanusiaan di sekolah harus dapat menjadikan dirinya sebagai orang tua kedua. Ia harus mampu menarik simpati ia menjadi idola para siswanya. Oleh karena itu harus mampu memahami jiwa dan watak anak didik. Maka pelajaran apapun yang diberikan, hendaknya dapat menjadi motivasi bagi siswanya dalam belajar. Jika seorang guru dalam penampilannya sudah tidak menarik , maka kegagalan pertama adalah tidak dapat menanamkan benih pengajarannya kepada para siswanya. Guru harus menanamkan nilai kemanusiaan kepada anak didik.  Dengan begitu anak didik mendidik aga rmempunyai sifat kesetiakawanan sosial.
Ketiga, tugas guru di bidang kemasyarakatannya. Dalam bidang ini guru mempunyai tugas mendidik dan mengajar masyarakat untuk menjadi warga negara Indonesia yang bermoral pancasila. Bahkan keberadaan guru merupakan faktor condisio sine quanon yang tidak mungkin digantikan oleh komponen manapun dalam kehidupan bangsa sejak dulu, hingga di era kontemporer.[4] Guru tidak hanya diperlukan oleh para murid di ruang-ruang kelas, tetapi juga diperlukan oleh masyarakat lingkungannya dalam menyelesaikan aneka ragam permasalahan yang dihadapi masyarakat. Jika dipahami, maka tugas guru tidak hanya sebatas dinding sekolah, tetapi juga sebagai penghubung antara sekolah dan masyarakat. Dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 27 ayat (3) dikemukakan bahwa guru adalah tenaga pendidik yang khusus diangkat dengan tugas utama mengajar. Di samping itu ia mempunyai tugas lain yang bersifat pendukung, yakni membimbing dan mengelola administrasi sekolah.[5] Tiga tugas  ini mewujudkan tiga layanan yang harus diberikan guru kepada  pelajar dan tiga peranan yang harus dijalankannya. Tiga layanan dimaksud adalah:
a)      layanan intruksional
b)      layanan bantuan (bimbingan dan  konseling)
c)      layanan administrasi
Adapun tiga peranan guru adalah:
a)      sebagai pengajar
b)      sebagai pembimbing
c)      sebagai administrator kelas
Sebagai pengajar guru, mempunyai tugas menyelenggarakan proses belajar-mengajar. Tugas yang mempunyai porsi terbesar dari profesi keguruan ini pada garis besarnya meliputi empat pokok, yaitu:
a)      menguasai bahan pengajaran
b)      melaksanakan program belajar-mengajar
c)      melaksanakan, memimpin, dan mengelola proses belajar-mengajar
d)     menilai kegiatan belajar-mengajar
Sebagai pembimbing, guru mempunyai tugas memberi bimbingan kepada pelajar dalam memecahkan masalah yang dihadapinya, sebab proses belajar-mengajar berkaitan keras dengan berbagai masalah di luar kelas yang sifatnya non akademis.
Tugas guru sebagai administrator mencakup ketatalaksanaan bidang  pengajaran dan ketatalaksanaan pada umumnya seperti mengelola kelas, memanfaatkan prosedur dan mekanisme pengelolaan tersebut untuk melancarkan tugas-tugasnya, serta bertindak sesuai dengan etika jabatan.[6]
Menurut Roestiyah N.K bahwa guru dalam mendidik anak didik bertugas untuk:
  1. Menyelenggarakan kebudayaan terhadap anak didik berupa kepandaian, kecakapan, dan pengalaman-pengalaman.
  2. Membentuk kepribadian anak yang harmonis, sesuai dengan cita-cita dan dasar negara kita Pancasila.
  3. Menyiapkan anak menjadi warga negara yang baik
  4. Sebagai pelantara dalam belajar. Artinya dalam proses belajar guru hanya sebagai pelantara/medium, anak harus berusaha sendiri mendapatkan suatu pengertian/insigt, sehingga timbul perubahan dalam pengetahuan, tingkah laku dan sikap.
  5. Guru adalah sebagai pembimbing, untuk membawa anak didik ke arah kedewasaan, pendidik tidak maha kuasa, tidak dapat membentuk anak menurut sekehendaknya.
  6. Guru sebagai penghubung antara sekolah dan masyarakat. Anak nantinya akan hidup dan bekerja, serta mengabdikan diri dalam masyarakat, dengan demikian anak harus dilatih dan dibiasakan di sekolah di bawah pengawasan guru.
  7. Sebagai penegak disiplin, guru menjadi contoh dalam segala hal, tata tertib dapat berjalan bila guru dapat menjalani lebih dahulu.
  8. Guru sebagai administrator dan menajer
  9. Pekerjaan gur sebagai suatu profesi. Orang yang menjadi guru karena terpaksa tidak dapat bekerja dengan baik, maka harus menyadari benar-benar pekerjaannya sebagai suatu profesi.
  10. Guru sebagai perencana kurikulum
  11. Guru sebagai pemimpin (guidance worker). Guru mempunyai kesempatan dan tanggungjawab dalam banyak situasi untuk membimbing anak ke arah pemecahan soal, membentuk keputusan, dan menghadapkan anak-anak pada problem
  12. Guru sebagai sponsor dalam kegiatan anak-anak.
2. Tanggung jawab guru
Tuntutan pada profesionalisme terhadap anak didik, sudah pasti akan menambah tanggungjawab guru. Dengan menyadari besarnya tanggungjawab guru terhadap anak didiknya, hujan dan panas bukanlah menjadi penghalang bagi guru untuk selalu hadis di tengah-tengah anak didiknya.
Bagi guru pendidikan agama Islam (PAI) tugas dan kewajiban seperti yang telah disebutkan sebelumnya merupakan amanah yang harus diterima guru atas dasar pilihannya untuk memangku jabatan guru. Amanat tersebut wajib dilaksanakan dengan penuh tanggungjawab. Hal ini sejalan dengan firman Allah Swt.,  dalam al-Qur’an surat an-Nisa; (4) : 58 berbunyi:
“Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepada kamu. Sesungguhnya Allah Maha mendengar lagi Maha melihat.[8]
Berdasarkan Ayat di atas, mengandung makna bahwa tanggungjawab guru adalah amanah yang harus dilaksanakan dengan sebaik-baiknya, penuh keikhlasan dan mengharapkan ridha Allah Swt. Tanggungjawab guru adalah keyakinannya bahwa segala tindakannya dalam melaksanakan tugas dan kewajiban disadarkan atas pertimbangan profesional (profesional judgment) secara tepat.[9] Pekerjaan guru menutut kesungguhan dalam berbagai hal. Karenanya, posisi dan persyaratan para “pekerja pendidikan” atau orang-orang yang disebut pendidik karena pekerjaanya itu patut mendapat pertimbangan dan perhatian yang sungguh-sungguh pula.
Berikut penulis uraikan beberapa tanggungjawab guru sebagai berikut :
  1. Guru harus menuntut murid-murid belajar
  2. Turut serta membina kerikulum sekolah
  3. Melakukan pembinaan terhadap diri siswa (kepribadian, watak, dan jasmaniah)
  4. Memberikan bimbingan kepada murid
  5.  Melakukan diagnosis atas kesulitan-kesulitan belajar dan mengadakan penilaian atas kemajuan belajar
  6. Menyelenggarakan penelitian
  7. Mengenal masyarakat dan ikut serta aktif
  8. Menghayati, mengamalkan, dan mengamankan Pancasila
  9. Turut serta membantu terciptanya kesatuan dan persatuan bangsa dan perdamaian dunia
  10. Turut mensukseskan pembangunan
  11. Tanggungjawab meningkatkan peranan profesional guru.[10]
Pertama, tanggungjawab guru dalam menuntut anak-anak belajar yang terpenting adalah merencanakan dan melakukan kegiatan-kegiatan belajar guna mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang diinginkan. Maka untuk mencapai agar cita-cita ideal tersebut, dan agar pengajarannya berhasil, ada beberapa hal yang harus dilakukan oleh guru yaitu:
  1. Mempelajari setiap murid di kelasnya
  2. Merencanakan, menyediakan, dan menilai bahan-bahan belajar yang akan dan/atau telah diberikan
  3. Memilih dan menggunakan metode mengajar yang sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai, kebutuhan dan kemampuan murid dan dengan bahan-bahan yang akan diberikan
  4. Memelihara hubungan pribadi seerat mungkin dengan siswa
  5. Menyediakan lingkungan belajar yang serasi.
  6. Membantu murid-murid dalam memecahkan berbagai masalah
  7. Mengatur dan menilai kemajuan belajar siswa
  8. Membuat catatan-catatan yang berguna dan menyusun laporan pendidikan
  9. Mengadakan hubungan dengan oran tua murid secara kontinu dan penuh saling pengertian
  10. Berusaha sedapat-dapatnya mencari data melalui serangkaian penelitian terhadap masalah-masalah pendidikan
  11. Mengadakan hubungan dengan masyarakt secara aktif dan kreatif guna kepentingan para siswa.[11]
Namun demikian, menjadi catatan bagi guru bahwa tanggungjawab guru tidak hanya menuangkan ilmu pengetahuan ke dalam otak anak didik. Tapi yang terpenting adalah membentuk jiwa dan watak anak didik. Sebab pendidikan dilakukan tidak semata-mata dengan perkataan, tetapi dengan sikap, tingkah laku, dan perbuatan.
Kedua,  membina kurikulum sekolah sekolah. Pada posisi ini guru merupakan seorang key person yang paling mengetahui tentang kebutuhan kurikulum yang sesuai dengan tingkat perkembangan murid. Oleh karena sewajarnya apabila ia turut aktif dalam pembinaan kurikulum di sekolahnya. Dalam hal ini banyak hal-hal yang dapat dilakukan guru, antara lain; menyarankan ukuran-ukuran yang mungkin dapat digunakan dalam memilih bahan-bahan kurikulum, berusaha menemukan minat, kebutuhan dan kesanggupan murid, berusaha menemukan cara-cara yang tepat agar antara sekolah dan masyarakat[12] terjalin hubungan kerjsama yang seimbang, mempelajari isi dan bahan pelajaran pada setiap kelas dan meninjaunya dalam hubungan dengan praktek sehari-hari.
Ketiga, melakukan pembinaan terhadap diri siswa. Seperti yang telah dikemukakan sebelumnya bahwa sulitnya mentrasfer ilmu, tidak seberat membina siswa agar menjadi manusia berwatak (berkarakter) sudah pasti bukan pekerjaan yang sudah. Agar aspek-aspek kepribadian ini dapat berkembang maka guru perlu menyediakan kesempatan kepada anak didik untuk mengalami, menghayati situasi-situasi yang hidup dan nyata. Dalam konteks ini para guru sebaiknya memberi kebebasan kepada peserta didik untuk mengenal dunianya. Kemandirian yang diberikan guru kepada peserta didiknya akan melahirkan siswa yang bertanggungjawab serta memiliki kepribadian yang mantap.
Anak didik lebih banyak menilai apa yang guru tampilkan dalam pergaulan di sekolah dan di masyarakat daripda apa yang guru katakan, tapi baik perkataan maupun apa yang guru tampilkan, keduanya menjadi penilaian anak didik.[13] Oleh karena itu apa yang dikatakan guru hendaknya dipraktekan dalam kehidupan sehari. Dan dalam konteks inilah interaksi edukatif akan tercipta. Dimana guru selalu menunjukkan sikap yang dapat diteladani oleh peserta didik.
Keempat, memberikan bimbingan kepada murid. Patut diingat bahwa bimbingan  diberikan kepada anak didik tujuannya agar mampu mengenal dirinya sendiri, memecahkan masalahnya sendiri, mampu menghadapi kenyataan dan memiliki stamina emosional yang baik. Bimbingan ini sebenarnya tidak mesti menjadi tanggungjawab guru BP saja, seperti yang terjadi pada sekolah umumnya, akan tetapi penulis berpendapat bahwa semua guru terlibat langsung dalam memberikan bimbingan, yang menjadikan profesi guru sebagai manusia yang selalu menjadi tualadan terhadap anak didiknya.
Kelima, melakukan diagnosis atas kesulitan-kesulitan belajar dan mengadakan penilaia atas kemajuan belajar. Tanggungjawab guru dalam hal ini menyesuaikan semua setuasi belajar dengan minat, latar belakang dan kematangan siswa. Juga mempunyai tangungjawab mengadakan evaluasi terhadap hasil belajar dan kemajuan belajar serta melakukan diagnosis dengan cermat terhadap kesulitan dan kebutuhan siswa.
Keenam, menyelenggarakan penelitian. Guru dalam versi ini dituntut tidak hanya sekedar melaksanakan tugas rutin. Tetapi juga para guru hendaknya jua melakukan berbagai penelitian. Bagi guru keahlian dalam melakukan penelitian adalah tugas profesional
Ketuju, mengenal masyarakat dan ikut serta aktif. Pelaksanaan tugas guru akan secara maksimal jika ia mengenal masyarakat seutuhnyadan secara lengkap. Harus dipahami dengan baik tentang pola kehidupan, kebudayaan, minat dan kebutuhan masyarakat, karena peerkembangan sikap, minat, aspirasi anak sangat dipengaruhi oleh masyarakt sekitarnya. Ini berarti, bahwa dengan mengenal masyarakat, guru dapat mengenal siswa dan menyesuaikan pelajarannya secara efektif. Lingkungan yang baik akan menarik anak-anak berakhlak baik. Dan lingkungan yang jahat akan pula mencoraki watak dan pribadi anak.[14] Oleh sebab itu haruslah pendidik memperhatikan lingkungan yang berhubungan dengan anak-anak di luar rumah tangga. Begitu juga harus diperhatikan anak-anak sejawatnya, karena sesungguhnya pada mereka terdapat pengaruh yang besar terhadap anak-anak didik. Guru sebaiknya turut aktif dalam kegiatan-kegiatan yang ada dalam masyarakat. Dalam posisi ini guru akan berpeluang menjelaskan eksistensi sekolah dan anak didiknya di tengah-tengah masyarakat, sehingga akan tercipta kerjasama antara lembaga pendidikan dan masyarakt dalam menyelesaikan problem-problem sekolah  dan anak didik.
Kedelapan, menghayati, mengamalkan, dan mengamnkan Pancasila. Penanaman nilai-nilia Pancasila bagi anak didik barangkali merupakan hal yang penting. Namun penulis berpendapat bagi guru PAI, disamping menananmkan nilai-nilai Pancasila, yang terpenting adalah nilai-nilai keagamaan sebaiknya dijadikan sebagai skala prioritas. Pada tataran ini pendidik lebih banyak dituntut memberikan keteladanan dalam hal pengamalan ajaran agama dan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Kesembilan, menciptakan persatuan dan kesatuan bangsa. Tanggungjawab guru adalah mempersiapkan siswa agar mereka menjadi warga negara yang baik. Penanaman cinta tanah air, mengenal budaya dan adat-istiadat memang bukan pekerjaan yang mudah. Oleh sebab itu diperlukan usaha yang mesti ditempuh oleh guru. Disamping harus disediakan sumber-sumber yang relevan, harus juga mengadakan tour dan kunjungan serta sikap tingkah laku guru sendiri.
Kesepuluh, harus mensukseskan pembangunan. Guru pada posisi ini harus mampu mengantarkan anak didiknya menjadi masyarakat yang membangun. Bagi anak penanaman sikap ini sangat urgen, demi pengabdian untuk kepentingan masyarakat yang diberikan oleh pribadi guru.
Kesebelas, tanggungjawab meningkatkan peranan profesional guru. Tuntutan kurikulum berbasis kompotensi di satu sisi akan menuntut guru agar senantiasa meningkatkan profesionalismenya. Sebab tanpa kecakapan guru akan mengalami kesulitan dalam mengemban dan melaksanakan tugasnya. Sebab guru adalah profesi. Dalam kamus bahasa Indonesia profesi diartikan, sebagai bidang pekerjaan yang dilandasi pendidikan keahlian (keterampilan, kejuruan, dan lain-lain)[15] dalam profesi dituntut adanya keahlian dan etika khusus serta baku (standar) layanan. Pengertian ini mengandung implikasi bahwa profesi hanya dapat dilakukan oleh orang-orang yang secara khusus dipersiapkan untuk itu. Dengan kata lain profesi bukan pekerjaan yang dilakukan oleh mereka yang karena tidak memperoleh pekerjaan lain.[16]
Oleh sebab itu atas profesi inilah maka meningkatkan kecakapan hidup dan profesionalisme bagi guru menjadi sebuah keharusan dan keniscayaan. Kemampuan harus selalu dipupuk dalam diri guru sejak ia mengikuti pendidikan sampai ia bekerja.
Maka tanggunjawab guru pendidikan agama Islam merupakan amanah, dan amanah ini harus diwujudkan dalam upaya mengembangkan profesionalismenya yaitu mengembangkan mutu, kualitas dan tindak-tanduknya.

Daftar Pustaka
[1] Departemen Agam RI, al-Qur’an dan Terjemahnya (Jakarta: yayasan penyelenggara dan Penterjemah al-Qur’an, 1971), h.
[2] H.M Suparta dan Hery Noer Aly, op.cit., h. 3
[3] Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar (Jakarta: Bumi Aksara, 2003), h. 127-133
[4] Lihat ibid.
 [5] Uraian tentang urgensinya kerja sama antara keluarga, masyarakat dan sekolah dapat di baca dalam, Hery Noer Aly dan Munzier, Watak Pendidikan Islam (Jakarta: Fransiska Agung, 2000), h. 197
[6] Syaiful Bahri Djamara, op.cit., h. 35
[7] Mahmud Yunus, Pokok-pokok Pendidikan dan Pengajaran (Hasil Kuliah pada IAIN Jakarta) (Jakarta: Hidakarya Agung, t.th), h. 33
[8] Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 1997), h.
[9] Suparta dan Hery Noer Aly, op. cit., h. 5
[10] Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional (Jakarta: Rosdakarya, 2001), h. 6
[11] Lihat ibid.
[12] Syaiful Bahari Djamarah, Guru dan akan didik dalam Interaktif edukatif (Jakarta: Rineka Cipta, 2000), h. 37
[13] Lihat Uzer Usman, op.cit., h. 7 Dibandingkan pula Syaiful Bahari Djamarah, ibid.
[14] Lihat UU No. 20 tentang Sistem Pendidikan Nasional, 2003
[15] H.M Suparta dan Hery Noer Aly, Metodologi Pengajaran Agama Islam (Jakarta: Amisco, 2003), h. 2
[16] Roestiyah, Strategi Belajar Mengajar (Jakarta: Bina Aksara, 1989), Lihat dalam Syaiful Bahri Djamalah, op. cit., h. 38

Dunia pendidikan

Berikut ini adalah beberapa Pengertian Definisi Pendidikan Menurut Para Ahli diantaranya adalah Pengertian pendidikan menurut M.J. Langeveld serta Tujuan Pendidikan menurut prof dr langeveld dan Pengertian pendidikan menurut driyarkara
Pendidikan adalah merupakan upaya manusia dewasa membimbing manusia yang belum dewasa kepada kedewasaan. Pendidikan ialah usaha menolong anak untuk melaksanakan tugastugas hidupnya, agar bisa mandiri, akil-baliq, dan bertanggung jawab secara susila. Pendidikan adalah usaha mencapai penentuan-diri-susila dan tanggung jawab.
2. Tujuan Pendidikan menurut prof dr langeveld
Pendewasaan diri, dengan ciri-cirinya yaitu : kematangan berpikir, kematangan emosional, memiliki harga diri, sikap dan tingkah laku yang dapat diteladani serta kemampuan pengevaluasian diri.
Kecakapan atau sikap mandiri, yaitu dapat ditandai pada sedikitnya ketergantungan pada orang lain dan selalu berusaha mencari sesuatu tanpa melihat orang lain.
3. Pengertian pendidikan menurut driyarkara
Pendidikan didefinisikan sebagai upaya memanusiakan manusia muda atau pengangkatan manusia muda ke taraf insani. (Driyarkara, Driyarkara Tentang Pendidikan, Yayasan Kanisius, Yogyakarta, 1950, hlm.74.)
4. Pengertian pendidikan menurut Stella van Petten Henderson
Pendidikan merupakan kombinasai dari pertumbuhan dan perkembangan insani dengan warisan sosial. Kohnstamm dan Gunning (1995) : Pendidikan adalah pembentukan hati nurani. Pendidikan adalah proses pembentukan diri dan penetuan-diri secara etis, sesuai denga hati nurani.
5. Pengertian pendidikan menurut John Dewey (1978)
Aducation is all one with growing; it has no end beyond itself. (pendidikan adalah segala sesuatu bersamaan dengan pertumbuhan; pendidikan sendiri tidak punya tujuan akhir di balik dirinya).
6. Pengertian pendidikan menurut H.H Horne
Dalam pengertian luas, pendidikan merupakan perangkat dengan mana kelompok sosial melanjutkan keberadaannya memperbaharui diri sendiri, dan mempertahankan ideal-idealnya. Carter V. Good Pendidikan adalah proses perkembangan kecakapan seseorang dalam bentuk sikap dan prilaku yang berlaku dalam masyarakatnya. Proses sosial dimana seseorang dipengaruhi oleh sesuatu lingkungan yang terpimpin (khususnya di sekolah) sehingga iya dapat mencapai kecakapan sosial dan mengembangkan kepribadiannya.
7. Pengertian pendidikan menurut Thedore Brameld
Istilah pendidikan mengandung fungsi yang luas dari pemelihara dan perbaikan kehidupan suatu masyarakat, terutama membawa warga masyarakat yang baru mengenal tanggung jawab bersama di dalam masyarakat. Jadi pendidikan adalah suatu proses yang lebih luas daripada proses yang berlangsung di dalam sekolah saja. Pendidikan adalah suatu aktivitas sosial yang memungkinkan masyarakat tetap ada dan berkembang. Di dalam masyarakat yang kompleks, fungsi pendidikan ini mengalami spesialisasi dan melembaga dengan pendidikan formal yang senantiasa tetap berhubungan dengan proses pendidikan informal di luar sekolah).